asd
HomeStartupPendanaanBRI Ventures Beri Suntikan Dana ke Startup Plepah

BRI Ventures Beri Suntikan Dana ke Startup Plepah

Date:

Berita Terkait

Pendapatan Grab Hampir Kembali Normal seperti Sebelum Masa Pandemi

Hal ini dinyatakan oleh pernyataan dari Presiden Grab, Ming...

Startup Ami Mendapat Pendanaan Rp 43 Miliar Dari Meta

Startup kesehatan mental yang berbasis di Singapura dan Indonesia,...

Infinix Note 12i Dibandrol Dengan 2,5 Jutaan

Infinix diam-diam meluncurkan smartphone baru Infinix Note 12i di...

Daftar Event Startup dan Teknologi Minggu Ini (19 – 25 Juni 2017)

Bulan ramadhan sudah memasuki minggu terakhir, itu berarti, hari...

Oy! Indonesia Startup yang Menyandang Predikat Centaur

Oy! Indonesia mengumumkan perolehan pendanaan seri A di kuartal...

BRI Ventures telah melakukan investasi awal yang tidak diungkapkan dalam startup pembuat paket hijau Plepah melalui Dana Ventura Sembrani Kiqani. Perusahaan akan menggunakan dana baru tersebut untuk meningkatkan kemampuannya dalam menurunkan harga, memperkuat tim, dan menyiapkan ekosistem bisnis yang mengintegrasikan ESGs (environmental, social and governance) dalam kaitannya dengan SDGs (Sustainable Development Goals).

Plepah didirikan pada tahun 2018 oleh Rekuk Banyu Mayandaru dan rekan-rekannya dengan fokus pada produksi paket alat makan non-kayu organik berbasis kayu (HHBK) yang ramah lingkungan dengan menggunakan bahan baku limbah komoditas pinang. Startup ini juga memperkenalkan konsep komunitas yang memberdayakan desa dan komunitas di Sumatera Selatan dan Jambi dengan menggunakan tenaga kerja mereka untuk mengolah sampah sebagai alternatif pendapatan ekonomi.

Sembrani Kiqani adalah kendaraan investasi yang dikembangkan oleh BRI Ventures pada November 2021 dan bertugas menyuntikkan pendanaan tahap awal ke startup yang beroperasi di platform D2C dan konsumer. Salah satu portofolionya adalah Yield Guild Games Southeast Asia (YGG SEA), sebuah perusahaan game berbasis blockchain.

Source: plepah.com

Dalam keterangan resmi, CEO BRI Ventures Nicko Widjaja mengatakan sektor D2C mengalami pertumbuhan yang luar biasa selama dua tahun terakhir. Negara ini membutuhkan inisiatif pendanaan yang menargetkan bidan merek lokal.

Dalam keterangan resmi, CEO BRI Ventures Nicko Widjaja mengatakan sektor D2C mengalami pertumbuhan yang luar biasa selama dua tahun terakhir. Negara ini membutuhkan inisiatif pendanaan yang menargetkan merek lokal di sektor mode, makanan, dan kecantikan yang berkembang pesat saat ini.

“Ini mungkin awal dari Indonesia sebagai kekuatan besar di industri kreatif. Kami berharap brand-brand Indonesia bisa menjadi pemenang di negeri ini dan mampu bersaing dengan brand-brand global yang semakin banyak masuk ke Indonesia. menjalankan inisiatif Sembrani-Kiqani,” kata Nicko dalam keterangan resmi.

Markus Liman Rahardja, Direktur Investasi BRI Ventures, menambahkan investasi yang diberikan BRI Ventures bertujuan untuk mendorong Plepah untuk lebih mengembangkan bisnis dan produknya. Dan membantu mempercepat adopsi produk ramah lingkungan di Indonesia.

“Berinvestasi di perusahaan ramah lingkungan ini tidak hanya mendukung posisi BRI Ventures sebagai salah satu pemodal ventura yang menganggap startup sehat secara ekonomi, tetapi juga ramah lingkungan,” kata Markus.

Berbicara tentang potensi Plepah, layanan pemesanan di Jabodetabek meningkat 47% selama pandemi. Kondisi ini menyebabkan melonjaknya jumlah sampah plastik sekali pakai. Indonesia, dengan potensi terbesarnya di industri ini di Asia Tenggara, menyediakan 651 juta unit sampah kemasan plastik sekali pakai setiap bulannya.

Berbicara tentang potensi Plepah, layanan pemesanan di Jabodetabek meningkat 47% selama pandemi. Kondisi ini menyebabkan melonjaknya jumlah sampah plastik sekali pakai. Indonesia, dengan potensi terbesarnya di industri ini di Asia Tenggara, menyediakan 651 juta unit sampah kemasan plastik sekali pakai setiap bulannya.

Pada saat yang sama, dikatakan bahwa kaum muda menjadi lebih sadar akan perubahan iklim. Hal ini ditunjukkan oleh statistik 13,48 juta orang dalam kelompok ini yang lebih memilih merek ramah lingkungan. Oleh karena itu, Plepah berupaya mengurangi jumlah sampah plastik sekali pakai menjadi 15 juta unit mulai tahun depan.

Co-founder dan CEO Plepah Rekuk Banyu Mahandaru mengatakan, startup ini berbasis komunitas, terutama dengan memberdayakan masyarakat di area perkebunan Sumatera dengan memberikan alternatif pendapatan dalam mengolah bahan-bahan bin Rouge. Hal ini dilakukan dengan menggunakan tiga UN SDGs sebagai acuan.

“Dalam prosesnya, Plepah akan bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan Indonesia untuk merancang dan menciptakan sistem yang berkelanjutan dan komprehensif untuk menjawab tantangan masalah ekologi dan sosial Indonesia. Berbagai kegiatan akan kami lakukan bersama,” kata Rengkuh.

CMO Plepah Almira menambahkan, penyebab tingginya tingkat sampah plastik di Indonesia juga karena pengelolaan sampah plastik yang kurang baik. Jumlah plastik akan mencapai 68,5 juta ton pada tahun 2021. Tren ini diperkirakan akan terus meningkat hingga 5% setiap tahun kecuali produk alternatif seperti pengelolaan sampah dan kemasan ramah lingkungan diaktifkan di masa depan, katanya.

Saat ini, perusahaan bekerja sama dengan beberapa merek kosmetik, fesyen, dan makanan lokal dan global untuk menggunakan produk kemasan berkelanjutan Plepah sebagai alternatif yang lebih ramah lingkungan.

Solusi serupa juga ditawarkan oleh Evo & Co, yang menawarkan alternatif alat makan dan kantong plastik yang terbuat dari bahan ramah lingkungan seperti rumput laut, singkong, dan tebu. Startup ini juga awalnya didanai oleh ANGO Ventures pada Agustus 2021.

Subscribe

- Notifikasi ke email setiap minggu

- Gratis tanpa biaya bulanan

Terbaru