Kesehatan adalah harta paling berharga setiap orang. Untuk itulah, kebutuhan akses kesehatan yang cepat, praktis dan mudah dibutuhkan oleh masyarakat luas.
YesDok hadir menjawab kebutuhan masyarakat untuk kemudahan berkonsultasi secara online dengan dokter – dokter profesional.
Konsultasi dokter online
Dengan aplikasi YesDok, pengguna dapat bertanya masalah kesehatan pribadi secara langsung dengan dokter seperti bertemu langsung atau bertatap muka. Pasalnya, aplikasi ini juga dilengkapi fitur seperti telepon, SMS hingga video call.
Bersama dengan kedua rekannya, Irwan Hartanto, mengajak Fariz Tadjoedin dan Harry Darmawijaya untuk memulai startup YesDok secara serius dan diresmikan pada Oktober 2017.
Perawatan kesehatan yang murah dan efektif
Jika selama ini para oknum dokter tertentu mendapatkan keuntungan secara finansial karena bekerja di sebuah rumah sakit atau mendapatkan “komisi” dari perusahaan obat, maka berbeda dengan YesDok.
Melalui aplikasi ini para dokter tidak diberi pembayaran khusus. Mereka hanya dibayar berdasarkan lama waktu konsultasi. Selama berkonsultasi, para pasien akan mendapatkan berbagai saran mengenai perawatan yang ideal, obat – obatan yang bisa dibeli tanpa resep dokter atau tempat berobat yang tepat di sekitar tempat tinggal.
Dokter handal dan profesional
Sekalipun memakai platform online, dokter – dokter yang mendukung aplikasi YesDok merupakan dokter profesional di bidangnya. Para dokter ini diketuai oleh dr. Marshell T. Handoko selaku pimpinan dokter YesDok.
Untuk operasional startup YesDok dibantu sekitar 60 orang karyawan dengan sistem pendanaan bootstrapp (dana pribadi).
Di tanah air sebenarnya sudah ada aplikasi kompetitor yang merambah layanan konsultasi medis online. Seperti Halodoc dan website Alodokter. Namun, menyikapi hal ini tim YesDok terus berbenah diri dengan melengkapi aplikasinya sejumlah fitur – fitur menarik. Misalnya, tombol untuk membagikan gambar atau dokumen kepada pasien selama konsultasi berlangsung.
Guna meningkatkan pelayanan dan bersaing sehat degnan para kompetitor, pihak YesDok selalu mengharuskan para dokter untuk memakai laptop dan komputer (bukan smartphone) saat melayani konsultasi para pengguna.
Mari kita tunggu kiprah aplikasi YesDok dan startup teknologi kesehatan lainnya untuk membenahi budaya perawatan medis di Indonesia dengan healthtech yang digagasnya.